Rabu, 12 Februari 2014

Sikap Peserta Didik Dalam Belajar



Belajar adalah suatu perubuhan tingkah laku yang relative tetap yang terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman.

A.  Sikap belajar
            Sikap belajar adalah kecenderungan perilaku seseorang tatkala mempelajari hal-hal yang bersifat akademik (Djaali, 2008). Sikap belajar adalah perasaan senang atau tidak senang, perasaan setuju atau tidak setuju, perasaan suka atau tidak suka terhadap guru, tujuan, materi dan tugas-tugas serta lainnya. (Nasution, 1978).
            Sikap belajar dapat diartikan sebagai kecenderungan perilaku ketika ia mempelajari hal-hal yang bersifat akademik. Perubahan sikap dapat diamati dalam proses pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, keteguhan, dan konsistensi terhadap sesuatu. Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik, dan sebagainya.
            Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep, atau orang. Sikap peserta didik terhadap objek misalnya sikap terhadap sekolah atau terhadap mata pelajaran. Sikap peserta didik ini penting untuk ditingkatkan (Popham, 1999). Sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, misalnya bahasa Inggris, harus lebih positif setelah peserta didik mengikuti pembelajaran bahasa Inggris dibanding sebelum mengikuti pembelajaran. Perubahan ini merupakan salah satu indikator keberhasilan pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Untuk itu pendidik harus membuat rencana pembelajaran termasuk pengalaman belajar peserta didik yang membuat sikap peserta didik terhadap mata pelajaran menjadi lebih positif.


B. Konsep Sikap Belajar
Konsep sikap belajar menurut Brown dan Holtzman dibagi menjadi 2 komponen:

1. Teacher Approval (TA) : berhubungan dengan pandangan siswa terhadap guru, tingkah
 laku  mereka di kelas, dan cara mengajar.
2.      Education Acceptance (AE) : terdiri atas penerimaan dan penolakan siswa terhadap tujuan yang akan dicapai, materi yang disajikan, prakik, tugas, dan persyaratan yang ditetapkan di sekolah.
            Sikap belajar sangat bergantung pada guru sebagai pemimpin dalam proses belajar mengajar. Sikap belajar bukan sekedar sikap yang ditunjukan pada guuru, tapi juga kepada tujuan yag akan dicapai, materi pelajaran, tugas, dll. Sikap belajar siswa berwujud senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, suka atau tidak suka terhadap hal-hal tersebut. Sikap belajar akam mempengaruh proses dan hasil dari belajarnya. Yang menimbulkan rasa sengan akan menimbulkan rasa ingin mengulang (law effect).

C. Wujud Sikap Belajar
            Kecenderungan mereaksi atau sikap seseorang terhadap sesuatu hal, orang atau benda dapat diklasifikasikan menjadi sikap menerima (suka), menolak (tidak suka), dan sikap acuh tak acuh (tidak peduli). Nasution mengklasifikasikan wujud sikap belajar menjadi beberapa klasiikasi, antara lainsebagai berikut :
• Perasaan senang atau tidak senang
• Perasaan setuju atau tidak seetuju
• Perasaan suka atau tidak suka

            Ketiga wujud sikap belajar ini ditujukan terhadap guru, tujuan, materi, dan tugas-tugas serta segala hal yang berkaitan dengan proses belajar. Perwujudan atau terjadinya sikap seseorang dapat oleh beberapa faktor, yaitu: pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan ,karena itu untuk membetuk/membangkitkan sikap positif dan menghilangkan sikap negatif dapat dilakukan dengan cara menginformasikan manfaat/kegunaannya, membiasakan, dan memberi keyakinan pada hal tersebut.

D.   Fungsi Sikap Belajar
            Ada sesuatu yang melatarbelakangi mengapa siswa mengambil sikap. Hal ini berkaitan erat dengan fungsi sikap, sebagai berikut:
1)      Sikap sebagai instrumen atau alat untuk mencapai tujuan (instrumental function).
            Seseorang mengambil sikap tertentu terhadap objek atas dasar pemikiran sampai sejauh mana objek sikap tersebut dapat digunakan sebagai alat atau instrumen untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Kalau objek itu mendukung dalam pencapaian tujuan, maka orang akan mempunyai sikap yang positif terhadap objek yang bersangkutan, demikian pula sebaliknya. Fungsi ini juga sering disebut sebagai fungsi penyesuaian (adjustment), karena dengan mengambil sikap tertentu seseorang akan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya.
2)      Sikap sebagai pertahanan ego
            Kadang-kadang orang mengambil sikap tertentu terhadap sesuatu objek karena untuk mempertahankan ego atau akunya. Apabila seseorang merasa egonya terancam maka ia akan mengambil sikap tertentu terhadap objek demi pertahanan egonya. Misalnya orang tua mengambil sikap begitu keras (walaupun sikap itu sebetulnya tidak benar), hal tersebut mungkin karena dengan sikap keadaan ego atau aku-nya dapat dipertahankan.

3) Sikap sebagai ekspresi nilai
            Yang dimaksud ialah bahwa sikap seseorang menunjukkan bagaimana nila-nilai pada orang tua. Sikap yang diambil oleh seseorang mencerminkan sistem nilai yang ada pada diri orang tersebut.

4)  Sikap sebagai fungsi pengetahuan
            Ini berarti bahwa bagaimana sikap seseorang terhadap sesuatu objek akan mencerminkan keadaan pengetahuan dari orang tersebut. Apabila pengetahuan seseorang mengenai sesuatu belum konsisten maka hal itu akan berpengaruh pada sikap orang itu terhadap objek tersebut. Siswa mempunyai sikap positif terhadap suatu objek yang bernilai dalam pandangannya, dan ia akan bersikap negatif terhadap objek yang dianggapnya tidak bernilai dan atau juga merugikan. Sikap ini kemudian mendasari dan mendorong ke arah sejumlah perbuatan yang satu sama lainnya berhubungan. Hal yang menjadi objek sikap dapat bermacam-macam. Sekalipun demikian, orang hanya dapat mempunyai sikap terhadap hal-hal yang diketahuinya. Jadi harus ada sekedar informasi pada seseorang untuk dapat bersikap terhadap suatu objek. Informasi merupakan kondisi pertama untuk suatu sikap. Dari informasi yang didapatkan itu akan menimbulkan berbagai macam perasaan positif atau negatif terhadap suatu objek. 

E.  Peranan sikap belajar.
            Sikap belajar mempengaruhi intensitas seseorang dalam belajar. Bila sikap belajar positif, maka kegiatan intensitas belajar yang lebih tinggi. Bila sikap belajar negatif, maka akan terjadi hal yang sebaliknya. Sikap belajar yang positif dapat disamakan dengan minat, minat akan memperlancar proses belajar siswa. Karena belajar akan terjadi secara optimal dalam diri siswa apabila ia memiliki minat untuk mempelajari sesuatu. Siswa yang sikap belajarnya positif akan belajar dengan aktif.
Cara mengembangkan sikap belajar positif:
1.      Bangkitkan kebutuhan untuk menghargai keindahan, untuk mendapat penghargaan dan sebaganya.
2.      Hubungkan dengan pengalaman lampau.
3.      Beri kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik.
4.      Gunakan berbagai metode mengajar seperti diskusi , kerja kelompok, membaca, demonstrasi, dll.

            Sikap merupakan faktor internal psikologis yang sangat berperan dan akan mempengaruhi proses belajar. Seseorang akan mau dan tekun dalam belajar atau tidak sangat tergantung pada sikap peserta didik. Dalam hal ini sikap yang akan menunjang belajar seseorang adalah sikap positif (menerima/suka)terhadap bahan/mata pelajaran yang akan dipelajari, terhadap guru, yang mengajar, dan terhadap lingkungan belajar (kondisi kelas, teman-teman, sarana dan prasaana belajar, dan sebagainya).
            Dalam proses belajar sikap berfungsi sebagai “Dynamic force” maksudnya sebagai kekuatan yang akan menggerakkan seseorang untuk belajar. Jadi siswa yang sikapnya negatif (menolak/tidak senang) terhadap materi atau guru tidak akan tergerak untuk belajar, sedangkan siswa yang memiliki sikap positif (menerima/suka) akan digerakkan oleh sikapnya yang positif itu untuk mau belajar.