Belajar adalah suatu perubuhan
tingkah laku yang relative tetap yang terjadi sebagai hasil latihan atau
pengalaman.
A. Sikap
belajar
Sikap
belajar adalah kecenderungan perilaku seseorang tatkala mempelajari hal-hal
yang bersifat akademik (Djaali, 2008). Sikap belajar adalah perasaan senang
atau tidak senang, perasaan setuju atau tidak setuju, perasaan suka atau tidak
suka terhadap guru, tujuan, materi dan tugas-tugas serta lainnya. (Nasution, 1978).
Sikap
belajar dapat diartikan sebagai kecenderungan perilaku ketika ia mempelajari
hal-hal yang bersifat akademik. Perubahan sikap dapat diamati dalam proses
pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, keteguhan, dan konsistensi terhadap
sesuatu. Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap
peserta didik terhadap mata pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik, dan
sebagainya.
Menurut
Fishbein dan Ajzen (1975) sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari untuk
merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep,
atau orang. Sikap peserta didik terhadap objek misalnya sikap terhadap sekolah
atau terhadap mata pelajaran. Sikap peserta didik ini penting untuk
ditingkatkan (Popham, 1999). Sikap peserta didik terhadap mata pelajaran,
misalnya bahasa Inggris, harus lebih positif setelah peserta didik mengikuti
pembelajaran bahasa Inggris dibanding sebelum mengikuti pembelajaran. Perubahan
ini merupakan salah satu indikator keberhasilan pendidik dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Untuk itu pendidik harus membuat rencana pembelajaran termasuk
pengalaman belajar peserta didik yang membuat sikap peserta didik terhadap mata
pelajaran menjadi lebih positif.
B. Konsep Sikap Belajar
Konsep sikap belajar menurut Brown dan Holtzman dibagi
menjadi 2 komponen:
1. Teacher Approval (TA) : berhubungan dengan pandangan siswa terhadap guru, tingkah
laku mereka di kelas, dan cara mengajar.
2.
Education Acceptance (AE) : terdiri atas penerimaan dan
penolakan siswa terhadap tujuan yang akan dicapai, materi yang disajikan,
prakik, tugas, dan persyaratan yang ditetapkan di sekolah.
Sikap
belajar sangat bergantung pada guru sebagai pemimpin dalam proses belajar
mengajar. Sikap belajar bukan sekedar sikap yang ditunjukan pada guuru, tapi
juga kepada tujuan yag akan dicapai, materi pelajaran, tugas, dll. Sikap
belajar siswa berwujud senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, suka
atau tidak suka terhadap hal-hal tersebut. Sikap belajar akam mempengaruh
proses dan hasil dari belajarnya. Yang menimbulkan rasa sengan akan menimbulkan
rasa ingin mengulang (law effect).
C. Wujud
Sikap Belajar
Kecenderungan
mereaksi atau sikap seseorang terhadap sesuatu hal, orang atau benda dapat
diklasifikasikan menjadi sikap menerima (suka), menolak (tidak suka), dan sikap
acuh tak acuh (tidak peduli). Nasution mengklasifikasikan wujud sikap belajar
menjadi beberapa klasiikasi, antara lainsebagai berikut :
•
Perasaan senang atau tidak senang
•
Perasaan setuju atau tidak seetuju
•
Perasaan suka atau tidak suka
Ketiga wujud sikap belajar ini ditujukan terhadap guru, tujuan, materi, dan tugas-tugas serta segala hal yang berkaitan dengan proses belajar. Perwujudan atau terjadinya sikap seseorang dapat oleh beberapa faktor, yaitu: pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan ,karena itu untuk membetuk/membangkitkan sikap positif dan menghilangkan sikap negatif dapat dilakukan dengan cara menginformasikan manfaat/kegunaannya, membiasakan, dan memberi keyakinan pada hal tersebut.
D.
Fungsi Sikap
Belajar
Ada
sesuatu yang melatarbelakangi mengapa siswa mengambil sikap. Hal ini berkaitan
erat dengan fungsi sikap, sebagai berikut:
1) Sikap
sebagai instrumen atau alat untuk mencapai tujuan (instrumental function).
Seseorang
mengambil sikap tertentu terhadap objek atas dasar pemikiran sampai sejauh mana
objek sikap tersebut dapat digunakan sebagai alat atau instrumen untuk mencapai
tujuan yang ingin dicapai. Kalau objek itu mendukung dalam pencapaian tujuan,
maka orang akan mempunyai sikap yang positif terhadap objek yang bersangkutan,
demikian pula sebaliknya. Fungsi ini juga sering disebut sebagai fungsi
penyesuaian (adjustment), karena dengan mengambil sikap tertentu seseorang akan
dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya.
2) Sikap
sebagai pertahanan ego
Kadang-kadang
orang mengambil sikap tertentu terhadap sesuatu objek karena untuk
mempertahankan ego atau akunya. Apabila seseorang merasa egonya terancam maka
ia akan mengambil sikap tertentu terhadap objek demi pertahanan egonya.
Misalnya orang tua mengambil sikap begitu keras (walaupun sikap itu sebetulnya
tidak benar), hal tersebut mungkin karena dengan sikap keadaan ego atau aku-nya
dapat dipertahankan.
3) Sikap sebagai ekspresi nilai
Yang
dimaksud ialah bahwa sikap seseorang menunjukkan bagaimana nila-nilai pada
orang tua. Sikap yang diambil oleh seseorang mencerminkan sistem nilai yang ada
pada diri orang tersebut.
4) Sikap sebagai fungsi pengetahuan
Ini
berarti bahwa bagaimana sikap seseorang terhadap sesuatu objek akan
mencerminkan keadaan pengetahuan dari orang tersebut. Apabila pengetahuan
seseorang mengenai sesuatu belum konsisten maka hal itu akan berpengaruh pada
sikap orang itu terhadap objek tersebut. Siswa mempunyai sikap positif terhadap
suatu objek yang bernilai dalam pandangannya, dan ia akan bersikap negatif
terhadap objek yang dianggapnya tidak bernilai dan atau juga merugikan. Sikap
ini kemudian mendasari dan mendorong ke arah sejumlah perbuatan yang satu sama
lainnya berhubungan. Hal yang menjadi objek sikap dapat bermacam-macam.
Sekalipun demikian, orang hanya dapat mempunyai sikap terhadap hal-hal yang
diketahuinya. Jadi harus ada sekedar informasi pada seseorang untuk dapat
bersikap terhadap suatu objek. Informasi merupakan kondisi pertama untuk suatu
sikap. Dari informasi yang didapatkan itu akan menimbulkan berbagai macam
perasaan positif atau negatif terhadap suatu objek.
E. Peranan
sikap belajar.
Sikap
belajar mempengaruhi intensitas seseorang dalam belajar. Bila sikap belajar
positif, maka kegiatan intensitas belajar yang lebih tinggi. Bila sikap belajar
negatif, maka akan terjadi hal yang sebaliknya. Sikap belajar yang positif
dapat disamakan dengan minat, minat akan memperlancar proses belajar siswa.
Karena belajar akan terjadi secara optimal dalam diri siswa apabila ia memiliki
minat untuk mempelajari sesuatu. Siswa yang sikap belajarnya positif akan
belajar dengan aktif.
Cara mengembangkan sikap belajar
positif:
1. Bangkitkan
kebutuhan untuk menghargai keindahan, untuk mendapat penghargaan dan sebaganya.
2. Hubungkan
dengan pengalaman lampau.
3. Beri
kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik.
4. Gunakan
berbagai metode mengajar seperti diskusi , kerja kelompok, membaca,
demonstrasi, dll.
Sikap
merupakan faktor internal psikologis yang sangat berperan dan akan mempengaruhi
proses belajar. Seseorang akan mau dan tekun dalam belajar atau tidak sangat
tergantung pada sikap peserta didik. Dalam hal ini sikap yang akan menunjang
belajar seseorang adalah sikap positif (menerima/suka)terhadap bahan/mata
pelajaran yang akan dipelajari, terhadap guru, yang mengajar, dan terhadap
lingkungan belajar (kondisi kelas, teman-teman, sarana dan prasaana belajar,
dan sebagainya).
Dalam
proses belajar sikap berfungsi sebagai “Dynamic force” maksudnya sebagai
kekuatan yang akan menggerakkan seseorang untuk belajar. Jadi siswa yang
sikapnya negatif (menolak/tidak senang) terhadap materi atau guru tidak akan
tergerak untuk belajar, sedangkan siswa yang memiliki sikap positif
(menerima/suka) akan digerakkan oleh sikapnya yang positif itu untuk mau
belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar